DAMPAK INDUSTRI TAHU
PADA LINGKUNGANGAN
Saat ini, usaha tahu di Indonesia rata-rata masih dilakukan dengan
teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya
(air dan bahan baku) dirasakan masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga
relatif tinggi. Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh usaha-usaha
skala kecil dengan modal yang terbatas. Sumber daya manusia yang terlibat pada
umumnya bertaraf pendidikan yang relatif rendah, serta belum banyak yang
melakukan pengolahan limbah.Industri tahu dalam proses pengolahannya
menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari
proses penyaringan dan penggumpalan. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari
proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu
limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi.
Ph air yang dihasilkan oleh limbah tahu sangat rendah dan Jika langsung
dibuang ke badan air, maka akan menurunkan daya dukung lingkungan dan dapat
menimbulkan bau busuk. Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan
limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada.
Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2). Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang
terdapat di dalam air buangan.
No.
|
Parameter
|
Kadar Max
(mg/lt)
|
Beban Pencemaran
Max (kg/ton kedelai)
|
1.
|
Temperature
|
38°C
|
|
2.
|
BOD
|
150
|
3
|
3.
|
COD
|
275
|
5,5
|
4.
|
TSS
|
100
|
2
|
5.
|
pH
|
6,0 -
|
9,0
|
6.
|
Debit Max
|
20 mᵌ/ton
|
Kedelai
|
|
*PERDA provinsi
|
Jawa barat
|
|
Saya akan menjelaskan tentang industri pabrik tahu
yaitu proses pembuatannyamerendam kedelai selama kurang lebih 3 - 4 jam, atau
sampai kedelai mengembang. Proses penggilingan kedelai adalah proses menggiling
kedelai yang sudah mengembang hingga menjadi bubur dan
siap untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses memasak
(merebus) bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan
air yang mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai
berubah menjadi kuning agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih
satu jam. Proses penyaringan sari tahu adalah proses menyaring bubur kedelai
yang sudah berwarna kuning agak pucat untuk dipisahkan dari ampasnya. Bubur
kedelai yang sudah dipisah dari ampasnya kemudian ditambah cuka (larutan biang)
dan di aduk hingga terbentuk endapan atau menggumpal, dan diamkan selama 15
menit, kemudian disaring.
Tahap pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam
sari kedelai yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada
cetakan yang terbuat dari papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi
kain kasa dimasukkan sari kedelai, hal ini bertujuan agar tahu rapi dan tidak
tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan menutupi cetakan dengan batu
pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah proses mengangkat
sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik
sari tahu dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain
kasanya dan potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu
putih tidak perlu direbus lagi, sedangkan untuk tahu kuning direbus lagi dengan
perasan air kunyit dan garam agar warna kuning.
Macam-macam dampak positif dan negatif :
Dampak
positifnya yaitu limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas
dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu
bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu.
Dampak
negatif dari limbah cair industry tahu jika tidak diolah
kembali dapat menimbulkan aroma tidak sedap (bau busuk). Asap yang ditimbulkan
dari pengolahan ketel uap yang berbahan bakar kayu dapat menyebabkan pencemaran
udara.
![]() |
Gambar: Limbah Ampas Tahu |
![]() |
Gambar: Limbah Cair |
Berikut ini cara penanggulangannya :
- peraturan yang diterapkan di lingkungan
masing – masing secara konsekuen.
- Limbah
industri hendaknya diolah kembali agar tidak terbuang begitu saja, karena
dari pengolahan limbah tersebut dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
-
Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan
perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai,
-Peraturan pembuangan
limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi
hukuman.